Wednesday 23 January 2013

studio Lithographie

Setiap 2 kali seminggu berkunjunglah aku ke studio Lithographie. Dulu pas main ke FSRD ITB sempat lihat seniman "Dimas" (kala itu masih mahasiswa) lagi gosok-gosok batu litho.. wah aku nggak kepikiran bakalan mau kerja keras kayak gitu untuk berkarya. eh ternyata aku kena batunya juga.

 Inilah dia deretan butiran pasir, pemakaiannya mulai dari yang sebelah kiri yng paling kasar.

 Butir-butir pasir ditaburlah ke atas batu yang telah dibasahi. Yang perlu diingat perut kita harus diisi dulu sebelum mulai menggosok, biar kuat dan semangat olahraganya!

Batu versus batu adalah cara yang paling tradisonal menggosok batu sejak jamannya Alois Senefelder, sang penemu teknik cetak datar ini, sekitar 1796-1798 silam.

 Alat berat menanti percetakan.. ember hitam isi air biasa yang tidak bau (walaupun tulisannya probau), prinsip kerja cetak datar ini adalah karena air dan minyak memang tak bisa bersatu..

Selesai kerja keras gosok-gosok batu, angkat batu, cetak karya dengan mesin yang katanya punya daya tekan sekitar 5 ton, cuci mata dulu keluar jendela studio yang selalu penuh dengan batu ini..

s.m

No comments:

Post a Comment