Saturday 26 December 2015

empat jam petualangan (bag.2)


Setelah sadar kalau ketinggalan gulungan lukisan di kereta, begitu aku turun dari bis di halte dekat rumah. Badanku langsung keluar keringat dingin, padahal di musim dingin yang tentunya sudah dingin.
Sejenak aku bingung mau bagaimana, lalu aku coba telpon istriku dengan harapan dia bisa antar balik ke stasiun kalau-kalau S Bahn belum jalan lagi, atau masih ngetem di stasiun Wolfratshausen.
Rupanya setelah berulang kali telpon nggak diangkat-angkat!! ternyata dia nggak di rumah dan hpnya ketinggalan.. sial!
Aku putuskan untuk balik ke stasiun naik bis berikutnya yang ke Bahnhof (stasiun), 15 menit menunggu rasanya ya ampun lama sekali... sambil kepikiran kalau nanti nggak ketemu aku mau pasang iklan dengan foto lukisan yang ketinggalan tersebut, dengan imbalan yang aku juga bingung! haha

Akhirnya bis yang ditunggu sejak tadi datang juga, aku langsung bergegas naik dengan menunjukkan tiket semesteran-ku. Sesampainya di Stasiun hari sudah gelap, aku menuju loket informasi, lapor soal ketinggalan barang di S Bahn yang barusan berangkat. Karena hari itu sudah sangat gelap aku sempat keliru sebutkan jam, aku bilang jam 6 padahal baru jam 5.04 S Bahn yang terduga membawa gulungan lukisanku berangkat, dengan asumsi gulungan terbungkus kertas koran yang sangat berharga bagiku itu belum diamankan orang!. Aku terus tanya kapan S Bahn itu balik lagi ke stasiun ini, petugasnya bilang sejam lagi, sambil sedikit menyunggingkan senyum, lalu aku bertanya apa yang sebaiknya aku lakukan? cuma menunggu sampai ada yang menemukan dan melaporkan, lanjutnya, walah..

Tak puas dengan jawabannya, aku tanya kantor khusus yang urusi barang-barang ketinggalan di S Bahn, katanya di Hauptbahnhof atau stasiun pusat münchen. Setelah mengucapkan terima kasih atas informasinya aku bergegas naik S Bahn ke arah kota, tujuanku cuma satu Fundstelle di Hauptbahnhof.
Di tengah perjalanan aku cek jadwal S Bahn lewat APP, yang siapa tahu dugaanku benar, kereta yang membawa gulungan lukisanku sedang berada di mana sekarang. Aku juga ingat bahwa ada jadwal jalur S Bahn dalam bentuk lipatan kecil untuk disaku yang bisa diminta di MarienPlatz. Sepanjang perjalanan itu aku sibuk dengan rencana-rencana dan alternatif a sampai z, sementara yang di rumah juga mencoba mencari informasi tentang kereta yang berangkat jam 17.04 dari stasiun Wolfratshausen tersebut. namun masih saja Nihil.. bahkan konon kabarnya petugas yang di telpon nggak tahu di mana S Bahn itu berhenti atau mungkin dialihkan ke jalur mana masih buta alias nggak ada informasi yang mendukung selain jadi tahu kalau sebaik-baiknya organisasi angkutan umum di kota seteratur München masih saja ada kelemahannya.. hehe..
Sambil menunggu S Bahn ke arah kota aku tanya petugas pemungut sampah yang bukan orang jerman, kelihatan dari logatnya, selain bilang nggak nemu juga malah curhat tentang kerja yang terburu-buru, karena dia hanya punya waktu paling banyak 8 menit kalau kereta tepat waktu/punktlich, untuk mengosongkan tempat sampah mungil di sepanjang gerbong yang cukup panjang itu. sementara kalau kereta telat datangnya yang sayangnya juga tidak jarang, dia hanya punya waktu beberapa menit untuk tugasnya!.. Aku paham sekali dengan suasana kerja itu, semakin ke bawah kerja semakin berat, bayaran semakin sedikit, mungkin sudah hukum alam kapitalisme.

Nah akhirnya sampai juga di Fundstelle, setelah tanya sama petugas informasi yang kayaknya masih schock dengan kedatangan banyaknya pengungsi di stasiun itu tempo hari. (maklum aku yang asia tidak bisa berubah menjadi eropa!, jadi sejelas-jelasnya aku biacar musti aku ulangi lagi sampai petugas itu paham apa maksudku). Kantor Fundstelle itu cukup tersembunyi, diantara deretan locker yang tinggi untuk menyimpan barang-barang para penumpang yang sekedar ingin jalan-jalan tanpa beban yang berat, tentunya harus memasukkan koin uang jika ingin menggunakan jasa locker tersebut.
Sepi kesan pertama beitu memasuki kantor tersebut, lain dengan suasana di luar gang yang selalu hiruk pikuk, maklum stasiun pusat, dengan jumlah jalur sampai 34 rel (bandingan dengan jakarta yang penduduknya sepuluh kali lipat tapi jalur keretanya tak sampai separuhnya!).
Petugasnya sedang sendirian dan tak nampak ada kerjaan, namun sedang ada di belakang jauh dari meja terima tamu sekaligus pembatas antara tamu dan tuan rumah. Di pintu depan tertulis harap antri satu-satu.. mungkin pada hari biasa banyak orang yang mau mencari barangnya yang ketinggalan di kereta. Asumsi demikian berakibat sebuah konklusi bahwa banyak orang yang juga pelupa.. hehe.
Tak banyak yang aku dapatkan darinya, cuma dia bilang kalau nanti barang ditemukan baru hari senin akan dikumpulkan dan diantar di kantor itu, sementara hari itu baru jumat sore jam setengah 7, sudah pasti masinis yang menemukan juga belum sempat melaporkan seandainya masinis itu memang menemukan, nah semuanya memang serba tidak pasti dan banyak menduga-duganya.. asas praduga tak bersalah haha.

Aku lalu pamit mengucapkan terima kasih walaupun belum ada perkembangan positif yang aku dapatkan selain 2 carik kertas potongan kertas hvs ukuran kartu nama yang memuat alamat kantor itu beserta nomer hotline yang bisa dihubungi setiap saat, namun sebaiknya aku senin sore kesitu lagi anjurnnya.
Bergerak menuju Marienplatz, di kantor informasi orang bisa mendapatkan jadwal S Bahn kemanapun jurusannya dengan gratis. Istilahnya Fahrplan (rencana perjalanan) itu aku dapatkan juga dari sang petugas yang juga sangat sibuk melayani para pendatang baru di stasiun, yang kebanyakan turis.
Aku langsung pelajari jadwal mungil dengan tulisan kecil-kecil mungkin berukuran font 7 atau bahkan 6, untungnya mataku masih agak normal jadi masih bisa membacainya.. sambil melanjutkan perjalanan ke arah pulang, karena bagaimana pun juga S Bahn tadi juga kaan balik ke arah Wolfratshausen.

Sesampainya di stasiun Wolfratshausen sudah menunggu keluarga tercinta, jadi aku tak perlu naik bis lagi ke rumah. Kesimpulanku setelah mempelajari Fahrplan yang mungil tadi, bahwa sang terduga S Bahn yang membawa gulungan berharga itu tak langsung balik ke arah wolfratshausen melainkan istirahat satu jam di stasiun akhir tujuan. Dari situ seandainya jadwalnya sesuai, kereta tersebut akan sampai lagi sekitar jam 20:50 di Stasiun kota tua yang mempunyai maskot seekor serigala. Kami pun pulang dengan hati masih berdebar namun aku sendiri mencoba tenang setelah usaha yang tidak menghasilkan sejak tadi.

Akhirnya mendekati jam D, aku dan istriku ke Stasiun kereta lagi, dengan harapan lukisanku masih ada di kereta itu, seandainya gulungan itu nggak ada hari senin baru akan mencoba lagi mencarinya. Kereta yang ditunggu belum datang ketika kami di tengah hawa dingin yang menusuk biasanya tulang tapi saat itu tidak bagiku, aku malah kepanasan dengan jaket tebal yang kukenakan waktu itu. Akhirnya kereta datang.. aku berlari kearah lokasi di mana tadi aku menaruh gulungan itu. Dengan sedikit membungkukkan badan aku bisa melihat rak-rak di dalam kereta yang terang benderang interiornya itu. Begitu kereta berhenti semua jadi lebih jelas, dan gulungan yang terbalut koran bekas itu masih tenang di sana!!
Aku langsung teriak es ist noch da.. yang artinya gulungan itu masih ada!!

syukur allhamdulillah, rupanya orang nggak ngeh dengan gulungan tersebut, bahkan sang masinis belum sempat menemukannya. Huh petualangan selama 4 jam sudah berakhir dan waktunya untuk istirahat dan tidur dengan senyum di bibir.

 

No comments:

Post a Comment