Wednesday 22 September 2010

Frida Kahlo dan Palu Arit (tahap 1)


Pagi itu di ibukota Jerman dinginnya minta ampun padahal sudah memasuki musim panas, ditambah hujan gerimis yang semakin bikin malas untuk aktivitas. Tapi kami memutuskan untuk tetap jalan-jalan karena waktu berkunjung di kota ini terbatas jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Setelah sarapan roti dan kopi wajib, sambil pegang peta yang semakin lama kucel sobek berlobang di bagian lipatan sebagai petunjuk jalan.
Seperti di Ibukota negara lainnya, di Berlin banyak sekali pameran seni rupa. Mengunjungi pameran senirupa adalah suatu hal wajib bagiku apalagi ditunjang dengan cuaca yang galau dingin gerimis meresahkan, orang jerman bilang Saukalt!!(ibunya babi dingin artinya).
Dari berbagai alternatif akhirnya pilihan jatuh ke pamerannya Frida Kahlo, seniman perempuan dari Meksiko, istrinya kamerad Diego Rivera. Dengan pertimbangan kalau mengunjungi museum nasional lain kali juga bisa karena permanen tapi pameran almarhum Frida Kahlo ini hanya temporer yang telah susah payah mengumpulkan koleksi karyanya yang tersebar dari berbagai museum atau perorangan dari berbagai negara...mungkin, jadi mumpung ada kesempatan jadi wajib ngain hukumnya!
Akhirnya sampai juga di halte S-Bahn yang menurut peta butut kami dekat dengan lokasi pameran. Ternyata benar tapi kami datang dari arah belakang gedung pameran yang melewati parkiran mobil berderet rapat, setelah membelok ke samping kanan gedung menuju pintu depan...ya ampun antriannya buk!! ..sekitar 50 meter dari pintu masuk!!mungkin lebih juga karena aku hanya kira2 aja, habis nggak bawa meteran..
Rupa-rupanya gara-gara cuaca yang jelek seperti ibunya babi itu orang mengalihkan tujuan darma wisatanya ke dalam gedung yang hangat alias nonton pameran. Atau aku bisa juga salah paham karena ini menjadi bukti kalau mendiang Frida Kahlo ini memang seniman perempuan paling terkenal saat ini, jadi wajar kalau mau lihat karyanya aja harus antri..
Kami langsung ikut masuk berjejer dalam barisan yang hampir tidak bergerak!menyusul kemudian sudah banyak yang mengekor di belakangku. Lamaaa.. sekali tunggu di luar hampir 2 jam penuh dalam suasana basah dan kedinginan, selama tunggu kadang aku bergantian dengan pacarku untuk lihat sudah atau masih sejauh mana pintu masuk berada. Sampai-sampai 20 meter dari pintu masuk ada yang berjualan kopi dan roti hangat untuk mengusir dingin dan kejenuhan. Alhasil tempat sampah kecil di pinggir jalan tidak muat lagi, orang dengan terpaksa meletakkan begitu saja sampahnya didekat atau mencoba membuat konfigurasi setinggi mungkin di atas tempat sampah yang telah overload.
Hampir saja kami urungkan niat untuk pergi ke tempat lain karena pertimbangan efektifitas waktu tinggal kami di kota ini. Sudah lewat tengah hari belum dapat sesuatu, namun akhirnya kami bertahan karena untuk melihat dengan mata kepala sendiri karya-karya nyonya Rivera ini setelah sekian lama hanya mengenalnya lewat reproduksi dalam buku.
Akhirnya sampai juga di pintu masuk yang aturannya mirip yang terjadi di Jogja Gallery kalau ada pembukaan pameran karena penonton yang buanyak, jadi pengunjung baru bisa masuk kalau ada pengunjung yang keluar dari gedung setelah selesai mengapresiasi dengan khitmad karya-karya seniman yang dipajang, tentu saja ada perbedaan yaitu budaya antri orang-orangnya!! kalau di Jogja Gallery siapa kuat mendorong untuk merangsek ke depan pintu dialah yang dapat nominasi pengunjung berikutnya.
Setelah berhasil mencapai loket yang berada di lobi gedung, kemudian beli tiket masuk.. ternyata kami masih harus tunggu lagi dan berjejer rapat melingkar selama sampai 1,5 jam!!
Apa boleh buat tiket sudah ditangan, kami sudah tidak berpikiran lagi banyaknya waktu yang terbuang untuk berdiri menunggu. Bergiliran kami jaga antrian untuk pergi ke toilet, maklum udara dingin pinginnya ke belakang melulu.
Nah ya.. perjalanan perjuanganku menuju ruang pameran mbak Frida Kahlo ini terlalu banyak menyita ruang tulisan, biar tidak terlalu panjang jadi perjalanan di dalam ruang pameran aku lanjutkan di halaman berikutnya..
sm

2 comments: