
Tahu bahasa Jermannya adalah Tofu yang mengambil langsung dari bahasa Jepang.
Makanan yang aslinya bernama Tauhu dari Cina sejak 2200 sebelum masehi ini sudah begitu membumi di rakyat Indonesia. Bahkan saking terbiasanya orang mencecap nikmatnya makanan fermentasi sari kedelai ini, ketika dia berada di daerah yang tidak ada tahu-nya, rasa kangen di lidah itu melebihi perasaan rindu kampung halaman.
Beruntung sekali sekarang untuk orang Indonesia yang kebetulan tinggal di München, mereka tidak perlu lagi harus pergi jauh-jauh ke negera kecil bekas ndoro toeannya di jaman kolonial selama 3,5 abad tempoh doeloe, di mana tahu-tahu sudah sejak lama diproduksi, dipasarkan dan dikonsumsi.
Dugaanku besar kemungkinan orang Indonesia dari jadulah yang membawanya ke kerajaan Belanda, entah suku atau keturunan mana yang telah diangkut oleh penguasa waktu itu untuk jadi tenaga kerja hingga berkampung halaman di Niederland sejak bearabad silam. Karena bisa dilihat di salah satu kemasannya ada yang masih menuliskan nama Tahoe, kata tahu dalam ejaan orde lama Suwandi sebelum EYD diberlakukan orde baru.
Sekarang asal kita masuk toko Asia di München, yang rata-rata milik orang vietnam pasti bisa dibeli itu tahu dari berbagai jenis. Untuk jenis tahu segar tanpa kemasan selalu disetor hari jumat. Untuk harga tentulah standar harga di sini, satu potong tahu sekitar 8x13x6cm harganya 1,2 Euro, bisa hitung sindiri kan jika 1 euro sekitar 12 ribu rupiah.
Selain tahu yang sudah gampang didapat di semua toko Asia, ada juga makanan dari bahan kedelai yang ini memang asli dari budaya Indonesia, namun untuk yang satu ini rasanya tidak atau belum seenak tahu yang hampir tidak ada bedanya dengan yang ada di Indonesia. Ialah Tempe atau Tempeh, yang dulu sempat dianggap ndesit dan tidak bergizi, bikin loyo..ingat slogan generasi tempe yang digembar-gemborkan di masa Soekarno untuk menggambarkan sebuah generasi yang ringkih....padahal setelah dikaji secara serius terbukti yang sebaliknyalah kenyataannya.
Harapanku semoga saja nanti setelah pulang, tahu yang di Indonesia masih seenak yang dulu dan tidak mengandung pengawet mayat lagi. Juga orang-orang di Indonesia semakin senang membaca jadi tahu dan paham kalau pemakaian formalin dan bahan-bahan kimia lainnya sebagai pengawet makanan adalah sangat berbahaya!!! dan sebaliknya akan lebih banyak bahan-bahan yang alami, bio, organik diproduksi yang pasti lebih sehat dan aman dikonsumsi..
Terpenting lagi kacang kedelai bahan baku tahu dan tempe tidak lagi diimpor dari negara yang yang tidak mempunyai budaya makan tahu-tempe melainkan panen dari sawah-kebun sendiri.
sm
No comments:
Post a Comment